Titik Api
...dalam ketulusan hati / da-mi-na
tangga nada karawitan Sunda / dimiliki semua orang /
namun sayangnya. kemudian/
dijadikan perbantahan
tangga nada karawitan Sunda / dimiliki semua orang /
namun sayangnya. kemudian/
dijadikan perbantahan
"Jangan matikan lampu di meja kerja saya...", itulah salah satu pesan terakhir Almarhum Harry Roesly yang wafat di tahun 2004. Semangat berkarya yang tak pernah padam adalah esensi dari pesan tersebut.
Dan kecintaan Harry terhadap seni kini menggelora di jiwa orang-orang yang dekat dengannya - mengenalnya - atau bahkan penikmat karyanya. Pada tanggal 5 Juni 2009, Sasana Budaya Ganesha dipenuhi oleh ribuan undangan yang akan menyaksikan sebuah pergelaran bertajuk Titik Api.
Titik Api adalah sebuah pertunjukkan yang memadukan olah musik dan tari dalam konsep teaterikal yang memukau. Kegiatan ini dibuka oleh putra sulung Harry - La Yala Krisna Patria Roesli dengan membunyikan sebuah rekaman suara asli Almarhum tentang hidup. Rekaman tersebut diputar pada sebuah player usang di atas meja kerja Almarhum lengkap dengan lampu kerja yang tak pernah dimatikan itu.
Setelah itu satu demi satu pengisi acara tampil ke atas pentas, menggemakan semangat berkarya yang berkobar. Candil yang memiliki suara melengking yang khas membuka pertunjukkan dengan megah. Dilanjutkan oleh Ipang BIP yang masuk ke arena dengan menaiki motor besar. Selanjutnya, penyanyi Netta, Dira, serta Trie Utami dan Purwacaraka tampil membawakan karya-karya Harry Roesly. Selain itu ada pula gitaris blues handal Rama Jaque Mate. Salah seorang pengunjung, Adessa Suriadinata (20) berkomentar, "Permainan musik Rama itu sangat keren...". Tania Kardin (20) menambahkan, "Mainnya memang selalu memesona, bahkan biasanya Rama sampai banting gitar di akhir penampilannya... tapi sekarang kok ga dibanting ya... " ujarnya sambil tertawa ringan.
Tampil pula seniman didikan Harry Roesly yang telah melanglang buana, Arry Juliant. Bersama sejumlah anak didik RMHR - Rumah Musik Hari Roesly - Ia mempersembahkan sesuatu yang unik; perpaduan suara air mengalir, suara burung, dan alunan musik yang harmonis, serta lirik yang menggelitik, "Indonesia tanah airku.. tanah bayar... air juga bayar..."
Pertunjukan berlangsung selama 3 jam, berakhir pada 23.00 WIB. Lagu "Janganlah Menangis Indonesia" menjadi lagu ketigabelas yang dinyanyikan seluruh pengisi acara sebagai penutup acara ini. Sebuah titik api yang menyulut semangat berkarya di kemudian hari.
Living Healthy ! Said,
titik api,,
jadi inget kata2nya almarhum HArry Roesli; " jangan matikan lampu di meja kerja saya!"
hmmm....
Posted on 6 Juni 2009 pukul 23.32
eksentrik artistik Said,
iya itu memang salah satu pesan yang disampaikan dalam acara ini... intinya jangan pernah berhenti berkarya. saya sampai terharu saat menyaksikan acara ini
Posted on 6 Juni 2009 pukul 23.35
Aldila Kusuma Said,
nice posting ..
tulisan ini menginspirasi untuk tidak berhenti berkarya.
salut buat kalian!
Posted on 7 Juni 2009 pukul 04.02
eksentrik artistik Said,
terima kasih! semoga kita tidak stagnan dalam berkarya
hehehe :D
Posted on 7 Juni 2009 pukul 04.11
Laksmi Larastiti Said,
nice dik!
gue suka banget tuh,
"indonesia tanah airku, tanak bayar, air juga bayar"
ashliiiii! hahahahahahahaha
Posted on 7 Juni 2009 pukul 18.27